Pages

Wednesday, November 20, 2013

Let's Celebrate Java Jazz Festival 2014!




Jakarta International Java Jazz Festival 2014 (JJF 2014) yang akan digelar pada tanggal 28 Februari, 1 dan 2 Maret 2014, di JIExpo Kemayoran, merupakan penyelenggaraan ke-10 dari festival jazz terbesar di dunia yang diproduksi oleh orang Indonesia secara konsisten. 

Sejak awal berupa gagasan, hingga penyelenggaraannya yang pertama tahun 2005 di Jakarta Convention Center, Peter F. Gontha dan tim Java Festival Production (JFP) memang mengupayakan festival ini menjadi festival jazz terbesar di dunia. Alasannya sederhana saja, meski tidak mudah dilaksanakan, yaitu membuat festival jazz yang membuat mata publik dunia melihat ke Indonesia. Untuk itu, perlu festival musik jazz yang terbesar di dunia untuk menampilkan kehebatan musik jazz yang ada di dunia ke Indonesia dan bersanding dengan musisi Indonesia. "Bringing the World to Indonesia" 

Usaha dan kerja keras JFP yang dipimpin oleh Dewi Gontha mendapat pengakuan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tahun 2010, ketika Java Jazz Festival berpindah tempat penyelenggaraannya di JIExpo Kemayoran. Rekornya adalah "Festival Jazz Terbesar di Dunia". Pada tahun 2010, ada lebih dari 1.500 musisi asing dan Indonesia yang bermain di 20 panggung selama 3 hari penyelenggaraan Java Jazz Festival 2010, dan ditonton oleh lebih dari 105.000 pencinta jazz dari Indonesia dan luar negeri. 

Jumlah musisi, panggung dan penonton yang terus bertambah dari tahun ke tahun adalah alasan utama kepindahan lokasi penyelenggaraan Java Jazz Festival pada tahun 2010 hingga penyelenggaraanya yang ke-10, tahun 2014. 

Selama 9 tahun penyelenggaraan dan menuju penyelenggaraan ke-10, dan dengan segala pencapaiannya, hanya berhasil karena kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk sponsor dan tentu saja pers. PT. Bank Negara Indonesia (BNI), PT. Garuda Indonesia, PT. Sinar Sosro, PT. Multi Bintang dan Brown Forman adalah lima sponsor yang setia mendukung Java Jazz Festival sejak tahun pertama penyelenggaraannya. Tidak kurang juga dukungan dari pemerintah terutama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perdagangan serta jajaran Pemerintah Propinsi DKI Jakarta yang terus mendukung acara musik ini.


          Panggung Java Jazz Festival Spirit "Bringing the World to Indonesia" yang menjadi tema pada tahun-tahun awal penyelenggaraan Java Jazz Festival, terus menjadi jiwa dan semangat JFP dalam menyelenggarakannya hingga kini. Panggung Java Jazz Festival juga berhasil membawa beberapa grup band Indonesia yang telah lama tidak melakukan pertunjukan bersama lagi. 

Tidak hanya itu, panggung Java Jazz Festival kerap memberi penghormatan kepada musisi ataupun kelompok yang banyak berperan di perjalanan sejarah musik Indonesia. 

 Java Jazz Festival memberikan ruang bagi musisi-musisi muda Indonesia. Di sisi lain, tim program Java Jazz Festival juga kerap memberi tantangan kepada musisi untuk menampilkan hal yang berbeda, kreativitas baru, bukan permainan musik yang sehari-hari dilakukan. Akibatnya, tiap tahun selalu ada special project dari musisi Indonesia, baik yang mereka mainkan sendiri ataupun berkolaborasi dengan musisi internasional, yang tak pernah ditampilkan sebelumnya. Ini adalah bagian dari the excitement of experiencing Java Jazz Festival. 

Java Jazz Festival adalah etalase kreativitas musik Indonesia dan internasional. 

Kontribusi Java Jazz Festival is beyond jazz music. Mengambil tajuk sebagai festival jazz, namun jazz sebagai sebuah genre musik, sepanjang perjalanannya telah meleburkan banyak genre musik lainnya, termasuk musik tradisional berbagai bangsa.



Balance and The Traveling Sound, JJF 2013




Sebagai festival musik yang menjadi bukti kemampuan kerja orang Indonesia dalam menyelenggarakan event kelas dunia. Java Jazz Festival menjadi materi public relations bagi Indonesia, baik dari sisi pariwisata, maupun pergaulan politik dunia. 

Dengan spirit "Bringing the World to Indonesia", musisi dan wisatawan internasional yang hadir di Java Jazz Festival dapat menjadi saksi keadaan Indonesia. Belum lagi beberapa Kedutaan Besar negara sahabat yang selalu hadir mendukung Java Jazz Festival, mereka memberitakan pula keberhasilan dan kelancaran penyelenggaraan acara ini. Java Jazz Festival melakukan peran yang unik bagi promosi pariwisata dan diplomasi Indonesi dengan Jazzin'Up Diplomacy. 

 Banyak musisi yang semakin dikenal setelah tampil di Java Jazz Festival, dan ada pula yang berkesempatan berkolaborasi dengan musisi kelas dunia yang dikagumi selama ini. 

Java Jazz Festival menghadirkan kembali musik Indonesia yang telah lama tak terdengar oleh publik. Ini bukan sekedar apresiasi dan penyampaian sejarah, musik adalah hasil kreativitas yang selalu berpotensi melahirkan kreasi baru bagi pekerja seni generasi berikutnya. 

Dalam sisi pengorganisasian, Java Jazz Festival membuka peluang anak-anak muda untuk menjadi volunteer dan belajar dari penyelenggaraan Java Jazz Festival. Banyak diantaranya dapat memanfaatkan pengetahuan yang dipelajari di Java Jazz Festival dan kini menjadi praktisi di berbagai bidang. 

Berbagai pihak, termasuk Dinas Pariwisata DKI Jakarta dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menyampaikan meningkatnya kunjungan wisatawan internasional dalam kurun waktu penyelenggaraan Java Jazz Festival. 



JJF 2014 Brazilian music, smooth jazz, dan straight ahead jazz dengan nuansa desain Jawa. Itulah yang akan mengisi ruang venue JJF 2014 pada tanggal 28 Februari, 1 dan 2 Maret 2014. 

Beberapa nama musisi sedang diapproach , dan beberapa lainnya telah memberikan konfirmasinya untuk tampil di JJF 2014. Seperti biasa, Tim Program memadukan musisi legendaris hingga musisi muda dari berbagai belahan dunia. Di deretan musisi legendaris ada nama Tania Maria, Sadao Watanabe, Ivan Lins, serta Roy Ayers yang akan tampil dengan keyboardist kawakan Lonnie Liston Smith. Di kelompok musisi muda akan hadir Allen Stone, Jamie Cullum, dan Robert Glasper yang membawa permainan musik jazz dengan paduan musik yang berbeda. Musisi Brasil juga datang dengan generasi yang lebih muda, seperti Thais Motta dan Joao Sabia. Negara-negara Skandinavia sudah ada nama Nils Petter Molvaer dan Magnus Lindgren. Musisi lain yang sudah menyatakan kesediaannya untuk hadir ada Gerald Albright, James Taylor Quartet, Norman Brown, Earth Wind & Fire Experience, Dave Koz, Mindi Abair, Richard Elliot, Jonathan Butler, dan Rick Braun. Tentu saja masih ada konfirmasi menyusul lainnya sampai nanti saat JJF 2014 berlangsung. 

Hal yang menarik adalah kehadiran musisi dari negara-negara Skandinavia, Brasil dan Australia, karena hal ini sekali lagi menunjukan bahwa Java Jazz Festival telah menjadi festival jazz yang strategis dan penting memperkenalkan musisi negeri mereka ke publik dunia. 

JJF 2014 adalah edisi ke-10 festival jazz terbesar di dunia ini. Indonesia boleh bangga akan festival yang produksinya dilakukan oleh orang Indonesia dan dalam waktu kurang dari 10 tahun telah menjadi festival terbesar di dunia. Festival jazz internasional lainnya yang sekelas dengan Java Jazz Festival telah berusia puluhan tahun. 

Informasi perkembangan persiapan JJF 2014 bisa dilihat di www.javajazzfestival.com, Facebook Jakarta International Java Jazz Festival, Google+ page Java Festival Production, dan twitter @JavaJazzFest. Serta ikuti Instagram dengan akun JavaFestPro dan kanal Youtube Java Jazz Festival. Tiket earlybird JJF 2014 mulai dijual secara online mulai tanggal 6 November 2013.



No comments:

Post a Comment